Andalan
Diposkan pada Puisi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

[RUANG DISKUSI] PUISI ELEGI DAN AKROSTIK

A. PUISI ELEGI

Kalian tentu sering mendengar jenis puisi baru yang satu ini. Jenis puisi ini begitu terkenal karena puisi ini sering berisi curhatan hati yang galau. Oleh sebab itu puisi ini marak ditemukan di media massa dan acapkali dibuat oleh para penulis remaja. Tapi apakah puisi elegi isinya hanya berkaitan dengan hal yang galau dan putus cinta? Mari simak materi di bawah ini.

Dalam kaidah bahasa, elegi berati ratapan. Di sini maksudnya puisi ini berkisah tentang kesedihan yang teramat dalam yang disebabkan karena kehilangan seseorang atau hal berharga. Menurut KBBI, elegi diartikan sebagai syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita khususnya pada peristiwa kematian. Jadi jelas kalau puisi elegi bukanlah sekadar puisi galau, elegi punya arti yang lebih dalam dari sekadar putus cinta. Puisi cinta yang kalian buat, walaupun isinya sedih masuk ke dalam puisi romansa.

Contoh puisi :

Lanjutkan membaca “[RUANG DISKUSI] PUISI ELEGI DAN AKROSTIK”

Andalan
Diposkan pada Non-Fiksi, Ruang Diskusi

[Ruang Diskusi] Imbuhan dan Kata Depan

Saat kalian membaca suatu cerita pasti sering menemukan awalan di yang digabung atau dipisah. Kalian pasti juga menemukan awalan ke digabung atau dipisah. Pemisahan dan penggabungan itu bukan semata-mata agar tulisan indah dilihat, tetapi ada aturannya yang harus kamu ikuti jika kamu hendak menulis. Sekarang mari kita jabarkan penggunaan ke dan di yang digabung dan dipisah.

 

Awalan dan Kata Depan di-

Awalan di- di dalam bahasa Indonesia berfungsi sebagai pembentuk kata kerja (verba) pasif dan berkaitan dengan bentuk aktifnya yang dibentuk dengan awalan me-, misalnya dipukul dan memukul. Awalan di- tidak pernah mengalami perubahan bentuk.

Lanjutkan membaca “[Ruang Diskusi] Imbuhan dan Kata Depan”

Andalan
Diposkan pada Non-Fiksi, Ruang Diskusi

[Ruang Diskusi] Dialog dan Dialog Tag

Dialog tag merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan maksud menyampaikan pesan yang ingin dituju. Dialog sekurang-kurangnya dilakukan oleh dua orang (di = 2). Jika dilakukan oleh satu orang dinamakan monolog (mono = 1). Sedangkan yang dimaksud dengan dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog dan memberi informasi mengenai identitas si pengucap dialog.

Perhatikan contoh berikut : Lanjutkan membaca “[Ruang Diskusi] Dialog dan Dialog Tag”

Diposkan pada Artikel, Tips dan Trik

Jangan Ragu! Simak 6 Tips Menghargai Karya Sendiri.

Pict by canva

Menulis menjadi sebuah kegiatan yang belakangan ini banyak digemari oleh semua kalangan. Baik muda ataupun tua, perempuan ataupun laki-laki. Namun, siapa yang menyangka bahwa banyak dari mereka yang mungkin saja tidak menghargai karyanya sendiri.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk tidak menghargai karyanya sendiri. Dan hal yang paling sering membuat seseorang tidak menghargai karyanya sendiri, salah satunya adalah karena tidak percaya diri.

Kalau kamu masih merasa tidak percaya diri, wajib banget nih buat Simak 6 Tips Menghargai Karya Sendiri.

1. Buang rasa malu

By Instagram Sesiya

Banyak yang merasa tidak percaya diri karena malu dengan tulisan sendiri. Hal pertama yang harus kamu buang adalah, melawan rasa malu tersebut, kalau kamu sendiri saja sudah malu dengan tulisan kamu, apa kabar orang lain.

2. Tantang dirimu

By Instagram Kumaladewi

Ada banyak cara untuk mendapatkan rasa percaya diri untuk tulisanmu. Salah satunya adalah dengan menantang dirimu sendiri, ikutilah berbagai macam event lomba menulis agar kamu bisa menumbuhkan rasa percaya diri saat tulisanmu terpilih atau menjadi pemenang.

3. Explore lebih jauh lagi

By Instagram Booksntealibrary

Kalian pasti tahu dong, kalau penulis wajib hukumnya mempunyai rasa penasaran yang luas. Karena hal ini akan berpengruh sekali dalam kegiatan menulis dan riset, nyaman disatu titik, cobalah untuk melakukan hal baru. Misal dengan mencoba mengirimkan tulisan ke media atau platform digital yang menggunakan sistem seleksi.

4. Jangan cepat puas

By Instagram Tidestiasti

Kalau kamu berhasil menang dalam sebuah event, atau kamu berhasil menerbitkan karyamu ke sebuah platform digital. Jangan cepat puas terlebih dahulu, karena kamu masih harus terus belajar, bisa dengan menambah ilmu kepenulisan dengan sharing dan kelas nulis, atau dengan melatih diri dengan menulis. Hal ini akan membuat kalian terbiasa dan menjadi konsisten, loh.

5. Jangan ragu untuk share di sosial media

By Instagram Graceinbooks

Banyak yang ragu untuk men-share tulisan sendiri di sosial media, padahal dengan melakukan hal ini kamu bisa sambil belajar personal branding loh. Dimana personal branding sendiri sangat bermanfaat untuk kegiatan promosi saat kalian menerbitkan karya kalian dalam bentuk buku.

6. Terakhir jangan ragu untuk mencoba menerbitkan secara indie

By Instagram Tidestiasti

Saat kamu sudah benar-benar merasa yakin dengan tulisanmu, jangan ragu untuk menerbitkan secara indie atau self publish. Karena dengan baik indie ataupun self publish merupakan langkah awal kalian menuju penerbit mayor. Tidak sedikit penulis yang berangkat dari penerbit indie atau self publish untuk bisa menembus penerbit mayor.

Jadi, jangan ragu dan takut lagi, yaa. Karena penghargaan tertinggi dari sebuah karya adalah dengan mempublikasikan, eits! tunggu dulu, ada hal penting yang perlu kalian garisbawahi sebelum melakukan 6 tips ini, pastikan lagi niat awal kalian dalam menulis. Itulah 6 Tips Menghargai Karya Sendiri.

Diposkan pada Uncategorized

FINAL DAFTAR PESERTA LOMBA MENULIS CERPEN & PUISI AKSARA PUSTAKA MEDIA

Assalamuallaikum wr.wb

Sebelumnya terimakasih atas keantusiasan Sahabat Aksara yang sudah turut berpartisipasi dalam lomba menulis bersama Aksara Pustaka Media dengan tema ‘Perjuangan‘ berikut untuk daftar peserta yang karyanya sudah kami terima. Dan jangan lupa cek juga email kamu, siapa tahu dapat surat cinta dari PJ Event kita.

  1. Ababil Bintang Kalamulloh-Pernah
  2. Abdul Aziz-Inikah Rumah?
  3. Absharyvka Maharani Putri A.-Berjuang di Kaki Sendiri di Masa Pandemi
  4. Adilla Putri Defriandhani-Harga Mati
  5. Afnita Arianti-Takdir
  6. Agnestasia-Menggapai Purnama Bersinar
  7. Agnestasia-Sang Pejuang Lintasan
  8. Agnes Ruth Savira-Akhir yang Sama
  9. Agung Prayogo-Batas Perjuangan
  10. Ahmad Fauzi-Perjuangan
  11. Ahmad Qois Firdaus-Penerus Generasi
  12. Aida Fitria Safira-Menapaki Sebuah Perubahan
  13. Aliyudin-Jutaan Burung Pejuang Bumi
  14. Aliyudin-Liberosis Semangat Juang
  15. Ailsa Calista Salsabila-Berlaga
  16. Ainul Latifah-Cinta, Cita-Cita dan Keluarga
  17. Ainun Ni’Mah Syawaliyah-Hujaman Darah
  18. Aisari Jazilatul Muna-Tanah Tumpah Darah
  19. Aisha Nurul Qalbi Hidayat-Renjana Lenggana Hirap
  20. Aisyah Mardhiyah Nazarin-Perjuangan Pahlawan Kami
  21. Aisyah Zalfaa Arrahmah-Usai Olehnya
  22. Ajeng Wulandari Juliana-Kuinjakkan Kaki di Atas Awan
  23. Akid Dian Auliya-Merdeka
  24. Alexandra Aiko Ramadhani-Semua untuk Alina
  25. Alga Randy Pratama-Hilang Raga untuk Merdeka
  26. Alfin Nihayatul Islamiah-Berakhirlah Korona
  27. Alfisyahrin Nurazizah Lubis-Hari Ini
  28. Alfisyahrin Nurazizah Lubis-Menuntut Ilmu
  29. Amalia Tri Astuti-Taman Bunga Bangsa
  30. Ana Suci-Juang Tinggi
  31. Andri Rizki Fahrizal, A.md-Aku Ingin Kuliah
  32. Andri Rizki Fahrizal, A.md-Sang Garuda
  33. Angelina Putri-Perjuangan Mimpi
  34. Anggi-Siapa Sih Dia?
  35. Anjani Dian-Berjuang Didasar Cinta Remaja
  36. Ani Andini-Tak Terungkap
  37. Anisya Warda Lubis-Belajar Berusaha
  38. Annisa Annabila-Sayap Pelindung
  39. Annisa Aulia-Pilihan
  40. Annisa Febriani-Mantra
  41. Anisa Putri Sagita-Angan Kita Menua
  42. Annisa Rahma Lubis-Insan Biasa
  43. Annisa Rizka N.-Adriani
  44. Annisa Rizka N.-Varsha dan Vandra
  45. Annisa Titis Mardiana-Menuju Cinta Sejati
  46. Antonius Secundus-Tetap Semangat
  47. Aprilia Dwi Kusumaningrum-Kehidupan
  48. Apriyadi Saputra-Menang
  49. Aqila As Sahwa-Si Bapak dan Ikan
  50. Ardina Nurfadillah Febianah-Perjuanganku
  51. Asah-Bersama
  52. Astari Nur Arifah-Secarik Puisi untuk Ibu Pertiwi
  53. Atika Mutia-Untuk Bumi Pertiwi Dari Kami Anak Negeri
  54. Atikah Shalihah Nurusalamah-Ego Mengubah Jati Diri Anakku
  55. Atmayanti-Angkat Kakimu dari Negeriku
  56. Aulia Shafa Shalsabila-Semangat Pemuda Semangat Pejuang
  57. Auliya Isti’anah (Ule)-Katanya
  58. Aulya Nanda Prastya-Perjuangan Takkan Pernah Sirna
  59. Ayu Anggareni-Maafkan Aku, Bu
  60. Ayu Hayuning Kanti-Pertiwi Menahan Sakit
  61. Ayuni-Merdeka Tapi Bingung
  62. Bayu Akbar Pratama-Bersinar
  63. Bestari Maris-Tak Ada Pemenang Tanpa Bekas Luka
  64. Cahya Dwi Notika-Menyaingi Mentari
  65. Candra Khoirul Sabela-Semangat Indonesiaku
  66. Chen-Yakinkah
  67. Christina Natalia Setyowati-Sumpah Generasi Muda
  68. Citra Resmi Rahayu-Sadarlah Indonesia
  69. Cucum Septiani-Penakluk Candu Pertalian Tekad
  70. Cut Azhirah Apriadina-Kehidupan
  71. Dahliyatus Sa’adah-Jiwa Juang Pemuda
  72. Dalpina-Keluhan Nestapa
  73. Dark Angel-Voices
  74. Dea E.M Seran Suki-Belum Usai
  75. Deani Nur Utami-Tembok Menjulang
  76. Debora Maretha S.Pt-Mengejarmu
  77. Dede Marlina-Rehat
  78. Desak Agung Gede Savita Kusuma-Alecia
  79. Desty Purnama Ayu-Satu Langkah
  80. Devi Aviana Putri-Ketika Si Bocah Mulai Paham Arti Berjuang
  81. Devina Patricia Panduartha-Time
  82. Dewi Astuti Novianti A.M-Catatan Pejuang Kebanggaan
  83. Dian Fitriana-Meniti Jalan Terjal
  84. Diandra Rezkia-Terbitnya Fajar di Tanah Jawa
  85. Dinda Elsa Aulia-Pria Berjas Putih
  86. Dini Fitriningtyas-Hadiah Kemerdekaan untuk Teman
  87. Dini Fitriningtyas-Serangkai Stigma untuk Merdeka
  88. Dita Radiatis Sukma-Di Tepi Kotak Sedalam 200 CM
  89. Dita Sendi Aristiani-Kenang dan Hargailah Mereka
  90. Dita Shintya Ramadhani-Sebilah Tumpuan
  91. Dwi Candra-Kalung Emas
  92. Dwi Kartini-Singa Merah
  93. Dwike Nur Utami-Pahlawanku
  94. Dwiyati Aksaratiga-Pilihan Hati
  95. Dyah Rahmadhani Saraswati-Laga Merdeka
  96. Eka Susanti Lestari-Pesan Bisu Peti untuk Ibu Pertiwi
  97. Ellen Novian Mufidah-Perjuangan
  98. Elsa Banowati-Surat Negosiasi pada Tuhan
  99. Elsa Handayani Putri-PNS untuk Ibu
  100. Ema Khusnul Khotimah-Perjuangan Para Pejuang
  101. Erika Sandra-Hadiah Kecil untuk Ibu
  102. Erina Ratnaning T.-Teriakan dan Darah
  103. Ernia Widyastuti-Pahlawan Perjuangan
  104. Evi Dwi Kurnia Putri-Rawagede
  105. Fadhila Rosyidatul ‘Arifah-Makna Berjuang
  106. Fadhilah Zahra-Pejuang Misteri Puisi
  107. Fahmy Mafaza-Pejuang Hidup
  108. Fara Trisna Rahmadani-Bhama
  109. Fatati Nashiroh-Melawan Kejelasan
  110. Fatma Ariyanti-Tahun ’45
  111. Fauzi Mangatur Siregar-Gagal untuk Berjuang
  112. Feby Kartikasari-Mantrik Kepuasan
  113. Fella Zulfa-Cakrawala Tanpa Batas
  114. Femmy Dinar Aruningtyas-Langkah Kaki Ibu
  115. Fera Dwi Haryati-Berjuang Di Jalan Tuhan
  116. Feramita Eka Hirniah-Sebuah Perjuangan
  117. Fina Pradika Putri-Rudira Tanah Ibu Pertiwi
  118. Firli Adri Ridhotama-Putar Haluan
  119. Fitria Nur Khikmah-Perjuangan Katanya
  120. Fitri Indriyani-Kehidupan Harus Diperjuangkan
  121. Fitri Sri Wahyuni-Dariku Bayangmu
  122. Fitya Nafiatul Ummah-Merajut
  123. Friska Nur Ibtida-Titik Perjuangan
  124. Gabriella R. Almadea-Hasil Tak Pernah Mengkhianati Usaha
  125. Galang Putra Yalendra-Mimpiku yang Merdeka
  126. Gelvin Mandala-Pupus Raga Hilang Nyawa
  127. Gimin Saputra-Semangat Para Pejuang
  128. Greynike Putri Astusi-Pahlawan Ibu Pertiwi
  129. Hadizah-Pejuang Sejati Tak Pernah Mati
  130. Hajrah Islamiah-Perjuangan Seorang Ibu
  131. Halimah Nur Indianti-Pejuang Pengandi (akun ig nisa_uj)
  132. Hanifah Rosyidah Sari-Melupakanmu
  133. Hanis Nayla Maytsak-Bela Juang
  134. Happy Annisa Nurhapsari-Bunga Bangsa
  135. Hari Yati Nur-Saksi Bisu Perjuangan
  136. Harlina-Dibalik Cita Mulia
  137. Hartantry Satyyaningrum-Garis Kehidupan
  138. Hasma Haruna-Belum Berakhir
  139. Hasnya Yuqa-Andreas
  140. Herawati-Kulminasi ’45
  141. Herdiansah-Pesan Ibu Pertiwi
  142. Hidayatul Faizzah-Kehidupan Mahasiswa Akhir
  143. Husna Safira-Garis Tertinggi
  144. I Gusti Ayu Nyoman Septiari-Manusia Kolong Jembatan
  145. Ibrahim Rasyid Zamzami-Tragedi 7 Hari 7 Malam
  146. Iffatul Maula-Ketulusan Hati Sang Pejuang
  147. Iin Indah Nur Annisa-Si Kecil yang Terkucil
  148. Ilma Ika Rahmawati-Usai
  149. Imam Panji-Tanah Lara
    149
  150. Indah Fajar Asprilla-Pejuang Rupiah
  151. Indah Nisa Alfitri-Bangkit
  152. Indra Hadi Gunawan-Bangkit
  153. Indri Anggraeni-Perjuangan Sampai Akhir Hayat
  154. Inez Syawalytrie Favourita-Retrograsi Juang Kaum Belantara
  155. Inka Tri Pujiyani-Jiwa Pejuang
  156. Intan Angelica Silitonga-Selalu Berjuang
  157. Intan Nuraeni-My Hijrah Struggle
  158. Irham-Perjuanganku
  159. Irmayanti-Perjuangan
  160. Isti’anah-Mantra Bapak
  161. Izzah Ummi Bariroh-Aku Belum Ikhlas
  162. Jaenuddin Ngaciro-Diperjuang-belikan
  163. Jakarias-Aku Ya Bisa
  164. Jasmine Pramestri Sekarkinasih Pinaring Gusti-Senada Cita Perjuangan Kita
  165. Jemime Oenike Koelima-Penyemangat Juang
  166. Jesslyn Alvina Limanto-Perjuangan Meraih Impian
  167. Jhessica Christmatera P.W-Maju
  168. Jigy-Adorasi dalam Fuktutitus Dama; Cinta Kasih
  169. Jihan Fatimah Azzahra-Pahlawan Bertitikkan Darah
  170. Juniati Maulina-Melangkah
  171. Juwita Wulan Safitri-Andrea
  172. Karmila Azzahra-Juang Illahi
  173. Karomah Chusnul Chotimah-Kobaran Buntara Pahlawan
  174. King Kanaka-Lodovicó Buonarrotí
  175. Khaerun Nisa-Perjuangan Sang Pahlawan
  176. Kharisma Noviana-Sebuah Lelah Demi Upacara Bendera
  177. Khashia Hasna Gani-Sebuah Puisi Untukmu Pahlawanku
  178. Khoirul Taqwim-Perjuangan Nelayan Samudera
  179. Khoirunnisa Putri Trisnawati-Pahlawanku
  180. Khusnul Khotimah-Merdeka Karenamu
  181. Laila Nur Ainun-Air Mata di Pelukan Sang Saka
  182. Lani Sopilah-Anak Malang yang Sukses
  183. Larissa Rachel-Hasilku yang Terbaik
  184. Latifah Drupadi-Pejuang Anak Bawang
  185. Leli Aprilia-Aku dan Hijrah
  186. Lestari-Perjuangan Garda Terdepan
  187. Lika Sri-Berkayu ke Hulu
  188. Lilis Sefiana-Merdeka
  189. Lintang Dian Silva-Durjana Durhaka
  190. Lisa Amelia-Perjuangan Kemerdekaan
  191. Lisa Wismawati-Pengorbanan Pahlawan
  192. Louis Angel A.-Aku dan Merah Putihku
  193. Louisa Chiara Citra Halim-Perjuangan Pahlawan Berbaju Putih
  194. Luh Mayda Ruspita Sari-Menggapai Puncak Bromo
  195. Lukman Hakim-Perjuangan
  196. M. Afnani Alifian-Menaksir Kemerdekaan
  197. Made Novita Dewi-Beribu Perjuangan Demi Sebuah Kehidupan
  198. Mhd. Iqbal Hasibuan-Catatan Pejuang 45
  199. Mario De Oliveira Pires-Perjuangan
  200. Marsya Hayat-75
  201. Martha Elfrience Bleler-Bangkit
  202. Mei Indah Sari-Pandemi
  203. Meitavani-Kilas Juang
  204. Melinda Kusuma Ningrum-Kampus Impian
  205. Merliya Nasti-Pemimpi Klimaks
  206. Misbah hussururoh-Titik Perjuanganku
  207. Moch Balya-Pahlawan Atau Kelinci Percobaan
  208. Monica Andriani-Inilah Kehidupan
  209. Much Raf. Rafy Al Giyats-Juang Munajat Rakyat Republik
  210. Muh Khoirul Annas-Buru H Memburu H
  211. Muhammad Ainun Idrus-Titik Balik Setyo
  212. Muhammad Al Fajri-Perjuangan Ada Ditangan Pemuda
  213. Muhammad Aprial Ammar-Tanah Ibu Pertiwi
  214. Muhammad Bagus Hadi Sudrajat-Pahlawan Peradaban
  215. Muhammad Ihsanulhaq-Dini Dokter
  216. Muhammad Faizun-Kejadian Dua Belas Malam
  217. Muhammad Rayhan Nabiha-Darah Juang
  218. Muhammad Rizal Affandi-Surat Wasiat Juang
  219. Muthia NurAfifah-Pejuang Malam
  220. Muthomimah-Sekuat Bunga Dandelion
  221. Mutmaimatul Mardiyah-Perjuanganku Membuahkan Hasil yang Manis
  222. Nabila  Ananto Putri- Tak Mudah
  223. Nabila Indah Mawarni-Sang Pejuang
  224. Nadia Oktaviani-Cerita Perjuangan
  225. Nafi’atun Islam-Cahaya Bintang Gemintan
  226. Natasya Adistya Giti As Fitri-Seorang Ibu
  227. Nathaniel Hieronimus Purba-Senjatamu Kini dan Nanti
  228. Nayla Wulandari-Ambarawa yang Kucinta
  229. Ni Putu Eka Sulihantini-Mimpi Kehidupan
  230. Nickolas Inario Wisnu-Romantisasi Penderitaan
  231. Nisa Fauztina-Di Sela Langkah
  232. Nishari Manosmitta-Berjuang Bersama
  233. Nishari Manosmitta-Perjuangan Tetaplah Perjuangan
  234. Noor Cholis Hakim-Jurnal Si Tukang Roti
  235. Noor Diana Anindya Anggita Resti-Dua Sayap yang Pernah Patah
  236. Noor Diana Anindya Anggita Resti-Perlawanan Kehidupan
  237. Noor Purnama Sari-Terus Berjuang
  238. Norliana-Sesal Pembuka Jalan
  239. Novianti Agintaras Br Ginting-Maju Pantang Mundur
  240. Noviyanti Putri-Juang
  241. Nur Anggia Febrina-Memangku Impian
  242. Nur Cahaya-Perjuangan Para Pahlawan
  243. Nur Laila-Jangan Menghapus Mimpi Luna
  244. Nurjihan Fadhilah-Perisai Perjalanan
  245. Nurhalifah-Kampus Impian
  246. Nurhuda Nugraha-Pekan Depan
  247. Nurul Amalia Safitri-Perjuangan
  248. Nurul Apria-Skenario Terhebat ‘Perjuangan’
  249. Nurul Hidayanti-Asa Demi Sang Saka
  250. Nurul Hidayanti-Malam Terakhir
  251. Nurul Insan-Sajak-Sajak Perjuangan
  252. Oktaviani Irma Dwi Ratri-Gadis Penjual Kue
  253. Petrus Risang Bentara-Pemburu Arti
  254. Pusfianty-Menggapai Cita dan Tanda Tanya
  255. Putri Amimah Nurfaidah-Wanita Berhati Malaikat
  256. Putri Aulia Mufadillah-Pantaskah Disebut Manusia
  257. Putri Indayani-Perjuangan Sang Garda Depan
  258. Putri Merani-Bersama Hujan
  259. Putri Shafira-Perjuangan
  260. Qorry Aina-Separuh Napas
  261. Rachma Dinda Lestari-Pemuda Bangsa
  262. Rafli Hermawan-The Sniper
  263. Rahema Setia-Melawan yang Menahan
  264. Rahma Annisa-Naungan Mimpi
  265. Rahma Dianti Wulandari-Untukmu Indonesiaku
  266. Rahmatul Uli-Bukan Ayah Idola
  267. Rahmi Ruwaida-Secarik Impian Kemerdekaan
  268. Ranti Rahmawati-Pejuang
  269. Raras Adininggar-Cerita Masa Lalu
  270. Restu Hidayat-Ka’bah
  271. Restu Hidayat-Merdeka!
  272. Retno Purwaningsih-Panggil Aku “Mbok Rondo”
  273. Reynaldo Agung Saputra-Mulai Sekarang
  274. Rifka Hafidza Hajar-Serdadu Ibu Pertiwi
  275. Rina Amelia-Rasa yang Pupus Begitu Saja
  276. Risa Annisa-Sebuah Alasan
  277. Risdiana Alfaini-Di Bawah Terik Mentari
  278. Rizki Adi Putra-Aku Tak Sendirian
  279. Rizki Adi Putra-Menang
  280. Rismayanti Khumairoh-Dulu Negeriku Pernah Menangis
  281. Rizka Khoirunisa-I Can Do It
  282. Rizka Widya-Amunisi
  283. Rizqiyah Aidini-Ancaman Di DaSelimut
  284. Roihanatul Fatihati-Ekamatra Bahtera
  285. Rosalinda-Corona dan Mimpiku
  286. Rosyida-Perjuangan Belia Al Aqsa
  287. Sabrina Miranti-Sampai Titik Darah Penghabisan
  288. Salsa Bella Safitri-Berjuang Untukmu
  289. Salsan Nurbaiti Handayani-Perjuangan Menuju Kesuksesan
  290. Sarah Fitriyah-Pengejar Bulan
  291. Sekar Pawitralaksmilaksmi-Senyum Tulus Sang Bidadari
  292. Selfi Sylvia-Aku dan Perjuangan R.A Kartini
  293. Septi Radisa-Jalan Setapak
  294. Septiana Sari-Sebenarnya Aku Kenapa?
  295. Setiyani Nurmala-Pesan Juang
  296. Shandya Pricilla S. P.-Jiwa Mati
  297. Shofia Novelina-Zamin Cintaku
  298. Shofiyah-Anekdot
  299. Shollu Ammanatul Karima-Apa Aku Bisa
  300. Sifa Intani Mauliah-Perjuangan Merebut Kemerdekaan
  301. Siti Nur Elisa Lusiana-Wahai Para Pahlawan
  302. Siti Nurhaliza-Pejuang Kenang
  303. Siti Nurhayati Farida-Kampa Sang Pejuang
  304. Siti Nurnazilah-Aku Ingin Kuliah
  305. Siti Rahmah-Merebut Kembali Tanah Air
  306. Siti Rahmawati-Kembali Berjuang
  307. Shalma Esti Nur Widyasari-Lilin Masih Menyala
  308. Shalma Esti Nur Widyasari-Sinyal
  309. Srimud Salfiyah-Berjuang Meraih Mimpi
  310. Sriwati-Kumparan
  311. Sugeng Tri Nugroho-Dalam Nikmat Perjuangan
  312. Syafitri Sidik Nur Jannah-Teguh
  313. Tasya Annisa-Misi Rahasia
  314. Tasyabsphb2-Perjuangan
  315. Tegar Pandega-Pejuang Cinta Platonis
  316. Thaifur Rahman-Laki Laki yang Dicemburui Malaikat
  317. Thaifur Rahman-Pada Hari Itu
  318. Tika Indah Yani-Hidup Harus Kuat
  319. Titi Keke-Gulana
  320. Tsabita Bella Shahwa-Kebahagiaan Ayah
  321. Ulul Azmi-Mengenang Perjuangan Pahlawah Revolusi
  322. Uningsih-Kembali Berjuang
  323. Vania Mogsay-Mencukongi Penat Penat Juang
  324. Vania Rahmasari-Juang
  325. Virda Febiasari-Sesuatu yang Kulewatkan
  326. Wahyu Ning Tyas-Juang Ibu Pertiwi
  327. Wandi Saputra-Harmonika Hidup
  328. Wardatul Asviah-Lelah yang Terbayarkan
  329. Widya Kartina-Dibalik Sebuah Kegagalan
  330. Wisnu Permadi-Dinamika Rawa Rawa
  331. Yasmin-Dirgahayu Indonesia
  332. Yenny Vicayanti Pane-Hadirnya Menyembuhkanku
  333. Yenny Vicayanti Pane-(Tak) Terasa
  334. Yohanes Alvito Pua-Berjalan Bersamamu dalam Kegelapan
  335. Yola Zakkiyah-Pahlawan Ditengah Ketakutan
  336. Yuga Ananda Napitupulu-Resistansi Rasa
  337. Yuki Shiota-Merdeka Pada Zamannya
  338. Yulia Rachmawati-Daun yang Gugur
  339. Yuliati-Terbukti Bisa
  340. Zahra Baiti Nur Azizah-Juang Bangsa Millenial
  341. Zakia Azzahra-Perjuangan Cinta
  342. Zulfa Wida Dina Tinata-Dalam Gua Kesunyian

Tunggu update-an mengenai info lomba lewat instagram kami di pustakamedia_aksara

Salam Hangat,

Aksara Pustaka Media

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik, Uncategorized

Seberapa Pentingkah ISBN Untuk Bukumu?

Kamu seorang penulis? Atau kamu seorang pembaca? Siapa pun kalian tentu tidak asing lagi ketika mendengar kata ‘ISBN’.

Sebenarnya apa, sih, ISBN itu? ISBN memiliki kepanjangan International Standard Book Number adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN.

Tahukah kamu, ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu, satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lainnya.

ISBN bukan diberikan oleh penerbit, editor maupun penulis. ISBN diberikan langsung oleh Badan International ISBN yang berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak dan secara resmi memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia.

Lalu, sebenarnya apa sih fungsi ISBN itu sendiri? Mengapa setiap buku perlu memiliki ISBN?

1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit

Kebayang nggak, sih? Manusia saja memiliki identitas, masa buku kamu nggak? Menerbitkan buku itu ibarat melahirkan anak, perlu diberikan identitas agar dapat diakui oleh negara.

2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku.

Kok bisa, sih? Jelas bisa dong! Karena ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit yang di dalamnya memiliki bagian (arti), bagian terakhir dalam buku ISBN merupakan angka yang digunakan untuk pengecekan pendistribusian buku.

3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan International yang berkedudujan di London.

Secara gak langsung, ISBN juga sebagai sarana promosi bagi penerbit. Karena dengan adanya ISBN maka grup penerbit dapat dikenali melalui bagian yang terdapat dalam kode ISBN itu sendiri.Itulah sebabnya mengapa setiap buku perlu memiliki ISBN. Dan ISBN ini sangat penting untuk identitas bukumu, karena dengan adanya ISBN pada bukumu, maka bukumu tidak hanya diakui di dalam negeri saja, melainkan juga di luar negeri.

Seperti yang sebelumnya sudah disebutkan bahwa ISBN terdiri dari angka 13 digit. Di mana angka-angka tersebut memiliki 5 (lima) bagian (arti) dengan dibubuhi huruf ISBN sebelum penulisan nomor. Dan masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda hyphen (-).

Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut:

Contoh: ISBN 978-602-8519-93-9

• Angka 978 merupakan angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix Identifier).

• Angka 602 merupakan angka kode kelompok (group identifier).

• Angka 8519 merupakan angka kode penerbit (publisher prefix).

• Angka 93 merupakan angka kode judul (title identifier).

• Angka 9 merupakan angka pemeriksa (check digit).Jadi, itulah bagian (arti) angka 13 digit untuk ISBN.

Kamu ingin menerbitkan buku? Atau kamu sudah menerbitkan buku? Ada beberapa tips untuk mengecek validasi ISBN bukumu asli atau abal-abal.

Caranya mudah kok, kalian bisa langsung ikuti langkah berikut:1. Masuk ke menu browser melalui ponselmu atau komputer.

2. Pada bagian bar tittle alamat kalian bisa ketik http://isbn.perpusnas.go.id

3. Jika muncul pop up selamat datang, kalian bisa pilih close.

4. Tunggu hingga tampilannya seperti ini*) Lalu, pilih kolom pilihan.Maka, akan terlihat seperti ini.Pilih berdasarkan ISBN*) Kemudian pindah ke kolom cari bukuKetikkan nomor ISBN yang kamu dapatkan dari penerbitJika sudah, silakan klik search atau enter pada keyboard*) Tunggu hingga tampilannya seperti berikutSetelah beberapa saat, maka akan keluar data sesuai dengan tabel. Jika sudah di geser ke kanan sedikit, lalu cocokkan nomor ISBN yang tertera pada tabel dengan nomor ISBN yang sedang kita cari.

Jika nomor ISBN cocok dan sesuai, maka artinya nomor ISBN buku kamu asli.Selain mengecek ke absahan nomor ISBN.

Buat kamu yang ragu terhadap penerbit baru, kamu juga bisa cek penerbit tersebut terdaftar atau tidak dalam Badan ISBN Nasional melalui link yang sama.

Caranya sebagai berikut:

1. Masuk ke menu browser melalui ponsel atau komputer2. Pada bagian bar tittle alamat kalian bisa ketik http://isbn.perpusnas.go.id3. Jika muncul pop up selamat datang, kalian bisa pilih close.4. Lalu, scroll ke bawah hingga terdapat tampilan seperti di bawah ini, pada bagian status validasi penerbit online ketikkan nama penerbit.*) Sepeti ini, jika sudah silakan pilih search atau tekan tombol enter pada keyboard.Tunggu beberapa saat maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Jika terdapat kata ‘validasi ok’ maka secara resmi Aksara Pustaka Media sudah dapat mengajukan nomor ISBN bagi setiap buku yang diterbitkan oleh Aksara Pustaka Media.

Nah, itu dia kenapa kita perlu melakukan pengecekan untuk ISBN karena saat ini banyak oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dengan memberikan nomor ISBN palsu atau abal-abal.

Buat kamu yang masih ragu, dengan Aksara Pustaka Media kita sudah memiliki akun pengajuan ISBN yang sudah tervalidasi.Jadi, tunggu apalagi? Yuk terbitkan karyamu di Aksara Pustaka Media. Sekian teatime aksara kali ini semoga bermanfaat.

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Sering Mengalami Writers Block? Simak Tips Berikut!

Setiap penulis pasti pernah mengalami writers block. Bahkan penulis besar seperti Dee Lestari pun tak luput dari writers block. Writers block merupakan suatu kondisi di mana seorang penulis kehilangan kemampuan untuk menghasilkan karya baru, atau mengalami perlambatan kreatif. Kondisi ini berkisar dari kesulitan mendapatkan ide-ide orisinal hingga tidak dapat menghasilkan karya selama bertahun-tahun. Kalau kamu sering mengalami writers block, mungkin tips ini bisa kamu coba:

1. Istirahatkan tubuh dan pikiran

Buat tubuh se-rileks mungkin. Senyaman mungkin. Sehingga pikiran akan ikut tenang dan saat pikiran tenang, otak akan mudah diajak kerja sama.

2. Cari suasana baru

Mungkin kamu jenuh dengan suasana yang hanya tembok lagi tembok lagi. Coba cari suasana baru yang lebih menyatu dengan alam. Tujuannya sama. Membuat tubuh nyaman.

3. Amati sekitar

Banyak adegan di sekitar yang tanpa sadar akan menarik jika dijadikan salah satu scene ceritamu. Kamu bisa tuangkan pengamatanmu dalam naskah ceritamu. Oleh karena itu, siapkan catatan kecil dan pena. Jika tidak mau ribet gunakan handphone.

4. Baca kembali ceritamu

Selama kamu mengalami writers block bisa saja kamu lupa dengan ceritamu pada bab sebelumnya. Nah, kamu bisa baca lagi cerita kamu itu. Mungkin tanpa sadar, otak kamu akan merangkai adegan selanjutnya.

5. Baca cerita lain

Writers block bisa disebabkan karena kekurangan ide. Kamu bisa cari inspirasi dari cerita cerita lain. Tapi hati-hati, biasanya apa yang kamu tulis akan serupa dengan apa yang kamu baca.

6. Paksa diri kamu sendiri

Raditya Dika berkata : “Ya harus dipaksain. Masalah mood itu kan cuma alasan. Kalau kita turutin, kapan selesainya sebuah karya. Jadi menurut gue sih bull sh** aja. Mendingan langsung dikerjain. Mau jelek, biarin aja jelek. Tulisan jelek lebih baik daripada gak ada tulisan sama sekali.”
Mungkin kamu adalah tipe pemalas. Bisa ikuti cara bang radit ini.

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Bagaimana Cara Mendapatkan Ide?

Ide adalah hal krusial bagi penulis. Tidak hanya untuk penulis fiksi tapi penulis non fiksi sekalipun membutuhkan ide yang gemilang untuk menarik perhatian pembaca. Tapi terkadang sebagai penulis, sulit sekali menemukan ide yang menarik. Ide dalam KBBI adalah rancangan yang tersusun dalam pikuran; gagasan pikiran; cita-cita.

Jadi, bagaimana cara mendapatkan ide yang menarik itu? Lets find out.

1. Curhatan teman

Pernah jadi tempat curhat temen? Nah, bisa saja curhatan temen kamu itu menjadi sumber ide kamu. Selain membantu temanmu memberi solusi, kamu pun dapat menjadikan curhatan temen kamu itu sebagai referensi tulisanmu.

2. Lingkungan sekitar

Ada banyak momen terjadi di sekitar kamu yang tanpa kamu sadari sangat menarik apabila kamu tuangkan ke dalam tulisanmu. So, jadilah peka dengan lingkungan sekitar.

3. Membaca

Membaca bisa kamu jadikan salah satu cara untuk mendapatkan ide yang menarik. Kenapa? Karena dengan membaca kamu akan lebih terbuka pikirannya. Kamu akan menemukan banyak sekali ilmu yang bisa kamu ‘curi’. Tidak harus membaca buku. Membaca koran, artikel, majalah, komik, atau hal lainnya bisa kamu terapkan untuk mendapat banyak referensi.

4. Mendengarkan musik
I love music so much. Mungkin kamu tidak sadar kalau lirik lagu selain ungkapan hati juga termasuk puisi. Banyak lirik lagu puitis yang bisa memperkaya perbendaharaan kosa katamu. Melodi sebuah lagu juga bisa membangkitkan mood kamu. Memperdalam setting suasana tulisanmu. Jadi kamu mungkin bisa mengaplikasikan tips ini apabila kamu butuh ide yang menarik.

5. Menonton

Hal lain yang menyenangkan dan bisa menjadi sumber ide kamu adalah menonton. Konsepnya sama dengan membaca. Karena acara televisi, dan film berawal dari tulisan, berawal dari naskah. Kamu bisa menjadikan tontonanmu itu sebagai acuan setting latar. Terutama fantasy. Kamu bisa melihat kecanggihan mereka dalam membuat setting yang bisa kamu ikuti.

6. Pengalaman hidup

Tidak banyak para penulis yang menuliskan kembali pengalaman hidupnya sendiri atau orang pengalaman hidup seseorang yang disusun ke dalam sebuah karya baik fiksi ataupun nonfiksi. Biasanya tulisan yang berdasarkan pengalaman hidup akan menjadi inspiratif bagi pembacanya.

Jangan tunggu ide itu datang. Jemputlah ide itu. Jadi penulis yang pro aktif.

Sumber : Kumpulan opini dengan berbagai perubahan.

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Menulis Itu Bukan Bakat?

Menulis kerap kali disebut-sebut sebagai bakat yang dimiliki oleh segelintir orang. Namun kenyataannya, mnulis adalah hal alami yang dimiliki manusia. Pada dasarnya semua yang bisa membaca pasti bisa menulis, entah fiksi atau non fiksi. Sehingga menulis bukan hanya bakat, melainkan kerja keras.

Ada lima tahapan yang kamu bisa lalui kalau mau menulis.

1. Persiapan

Persiapan menulis selalu diawali dengan pembentukan ide untuk kemudian dikembangkan menjadi kerangka tulisan. Biasakan mencatat setiap ide yang terlintas di kepalamu, sehingga ketika kamu memerlukan ide, kamu bisa membolak-balik catatan tersebut untuk menemukan inspirasi.

Dalam mengembangkan ide menjadi bahan tulisan, bisa dimulai dengan menguraikan detailnya atau dengan mencari ide-ide lain yang berkorelasi. Setelah puas menelusuri berbagai kemungkinan yang muncul dari idemu, mulailah memilah ide mana saja yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam tulisan.

Ide-ide yang terpilih kemudian disusun menjadi kerangka tulisan. Kerangka tulisan sangat krusial, terlebih untuk tulisan yang bersifat ilmiah. Susun ide-ide tersebut menurut alur dan tujuan tulisanmu.

Membicarakan mengenai ide, biasanya banyak penulis menggalaukan ide yang tak kunjung datang, ide yang mengenai kelanjutan cerita ataupun konflik cerita. Konflik terdiri dari 2 jenis yaitu:

A. Konflik Horisontal

Konflik yg sejajar, maksudnya adalah konflik antara tokoh dengan lingkungan atau makhluk sosial disekitarnya.

B. Konflik Vertikal

Konflik yang ke atas, maksudnya adalah konflik anatar tokoh dengan sang pencipta atau yang kedudukannya lebih tinggi dari manusia.

Banyak penulis yang mendapatkan ide dengan cara yang ekstrim contohnya adalah penulis bernama James Joyes yang mendapatkan ide apabila melihat kapal yang tenggelam, John William yang mendapatkan ide dengan cara mengurung diri didalam kamar dan hanya menggunakan celana dalam. Hal seperti itu wajar karena memang ide bisa datang dengan cara-cara tertentu atau datang dengan sendirinya.

2. Menulis

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan draf pertamamu, bukan tulisan final. Sisihkan waktu yang cukup untuk berkonsentrasi penuh menulis draf awal tulisan dari kerangka yang telah kamu buat. Jauhkan alat komunikasi dan hal-hal yang mungkin akan mengalihkan perhatianmu. Tiga puluh menit konsentrasi penuh adalah waktu yang ideal untuk menghasilkan draf awal.

Ketika menulis draf awal, tidak perlu menghiraukan kesalahan penulisan ataupun tata bahasa. Tulis dan terus tulis setiap untaian kata yang mengalir dari benakmu. Kosakata atau tanda baca yang salah akan punya waktunya sendiri untuk dipertimbangkan. Pada tahap ini tugasmu hanya menulis.

Dalam menulis prosa memiliki 4 proses yang harus diperhatikan, yaitu :

A. Judul

Judul dapat berupa nama tokoh utama, garis besar cerita, kata familiar yang ada pada cerita, filosofi, kutipan dalam cerita, adegan inti, dan lain-lain.

B. Pembukaan

Dalam menulis awalan pada cerpen kita dapat memunculkan masalah yang harus diselesaikan aktor, memulai dengan aksi, memberi garis besar cerita, mengisyaratkan bahaya.

Ada beberapa hal yg perlu dihindari dalam menulis kalimat pembukaan pada cerpen; salah satunya Hindari kalimat sang surya, pagi hari, dan lain-lain.

Contoh kalimat pembukaan:
1. Hari ini aku mati. (Cerpen jantung hati)
2. Apakah bintang masih dilangit yang sama?

C. Isi

1. Gunakan kalimat yang singkat, jangan bertele tele karena novel yg menggunakan kalimat bertele-tele dapat membuat pembaca bosan.

2. Selalu gunakan kalimat yang positif, jangan gunakan kata “tidak”.

D. Penutup

Pentup yang dapat membuat pembaca puas diantaranya:
1. Menggantung
2. Plot twist
3. Antiklimaks

3. Revisi

Selesai dengan draf awal? Saatnya menelusuri ulang tulisanmu dan melakukan revisi.

Ada empat hal yang mungkin perlu kamu lakukan di tahap revisi:

• Menambahkan

• Menyusun ulang

• Menghapus, atau mengganti.

Ketika argumen atau penuturanmu dirasa kurang detail atau kurang penekanan, kamu bisa melakukan penambahan dengan menggunakan ide-ide yang tidak terpakai di tahap persiapan. Untuk penyusunan ulang, dilakukan ketika suatu kalimat atau paragraf terasa lebih alami jika posisinya diganti atau ditukar.

Jika setelah membaca ulang tulisanmu kamu menemukan kalimat yang tidak diperlukan atau malah mengacaukan ritme ceritamu, hapus saja. Selanjutnya, ketika ada bagian yang menurutmu kurang memuaskan, silakan tulis ulang dengan gaya yang kamu anggap lebih sesuai. Pada tahap ini, fokuslah pada konten dan bagaimana meningkatkan kualitasnya. Apabila kamu tidak yakin dengan pendapatmu, cobalah tanya pendapat orang-orang di sekitarmu.

4. Pengeditan

Tahap ini harus selalu kamu lakukan setelah proses revisi selesai. Jangan langsung melompat ke tahap ini, karena kamu akan kehilangan fokus pada konten tulisanmu. Tahap pengeditan adalah tahap ketika kamu mulai memerhatikan pemilihan kata, apakah terlalu banyak pengulangan, tidak tepat, ataupun salah eja. Perhatikan juga tanda baca dan penggunaan istilah. Gunakan kamus dan referensi tata bahasa untuk mengedit tulisanmu.

5. Publikasi

Selesai melalui tahap satu hingga empat, saatnya memublikasikan tulisanmu. Bagi para mahasiswa, mungkin mengumpulkannya ke pihak kampus. Bagi para penulis blog, memublikasikannya ke internet. Bagi para penulis novel, mungkin mulai mengajukannya ke penerbit atau agen penulis.

Lima tahapan menulis ini dapat kamu gunakan sebagai checklist setiap menulis karya. Jangan ragu untuk meminta pendapat orang lain terutama pada saat revisi dan pengeditan. Tetap semangat dan teruslah menulis!

Kamu masih newbie? Sama kok aku juga. Kamu mau jadi penulis handal nan profesional? Maka banyak berlatih. profesional dikatakan seperti itu karena mereka punya jam terbang tinggi. Nah, sering berlatih membuat jam kerja kamu semakin tinggi pula. Semoga bermanfaat

Sumber: OA Seputar Kuliah dan Nuni Febriyanti

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Bingung Nulis Flashback? Coba Tips Berikut, Yuk!

Bagaimana, sih, menulis flashback dalam sebuah cerita? Flashback sendiri memiliki arti sebagai sorot balik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelaan urutan kronologis di dalam karya sastra atau lakon dengan mengungkapkan peristiwa yang terjadi sebelumnya seolah-olah terjadi saat ini tanpa sepengetahuan pembaca tentang apa yang akan terjadi.

Dalam menulis, ada beberapa jenis alur yang sering digunakan dalam penulisan cerita. Kronologis (alur maju), flashback atau kilas balik (alur mundur), gabungan.

Nah, admin sudah merangkum beberapa tips flashback ala-ala yang mungkin bisa diterapkan pada karya kalian.

Let’s check this out!

1. Gunakan sudut pandang (POV) lain.

Misalnya karya kalian menggunakan sudut pandang orang pertama, nah mungkin saat kalian mau flashback kalian bisa pakai sudut pandang orang ke tiga, begitu pula sebaliknya.

Contoh narasi:

“Kamu nggak boleh jatuh cinta denganku!”

Rasya berujar keras membuat Tiara terperanjat kaget. Tubuhnya perlahan melangkah mundur, menghindari tatapan tajam Rasya.

“Ra! Ra!”

Aku tersentak kaget saat suara melengking khas perempuan remaja merangsek masuk ke telingaku. Seketika bayangan pria itu dengan tatapan tajam serta omongan pedasnya mengabur.

“Lo kenapa?”

Aku menggeleng menjawab pertanyaan Dian. Kusunggingkan senyum kecil. “I’m Okey.”

2. Masih pakai sudut pandang yang sama tapi dibedakan bagiannya.

Bisa dengan tanda/separator (**** atau ++++ atau sesuai selera kalian) atau bisa juga dijadikan part lain.

Contoh narasi:

Bibir yang beku ini–akibat penghangat ruangan milikku tak bekerja dengan baik–masih bisa menyunggingkan seutas senyum simpul saat melihat wajah tampannya.

Kevin. Dia adalah kekasihku, dulu. Sebelum fakta itu terkuak saat aku bertemu keluarga besarnya.

🍵🍵

“Mom ajak kamu arisan keluarga. Ikut ya?” tanyanya sembari mengelus sayang rambut coklat maduku, yang sesungguhnya karena aku mewarnainya.

Aku mendongak membuat usapan itu terhenti. “Kapan?”

(A Cup of Tea – 06redcherry)

3. Gunakan kata-kata bentuk lampau atau past tense

Misalnya bisa menggunakan kata berikut: kala itu, dulu, setahun lalu.

Contoh narasi:

Kurekatkan coat cokelat yang kukenakan Jumat pagi ini, hadiah dari seseorang yang tinggal ribuan mil dari tempatku tinggal kini. Hari ini tepat 36 hari sejak salju pertama turun di kota Birmingham. Yang juga berati bertepatan 165 hari aku menempati flat yang kusewa di kota ini.

Beberapa bulan lalu aku masih bersama orang-orang yang kucintai. Orangtua, Kakak, dan juga dia. Tapi kini alasan kutinggal disini karena mereka. Karena sebuah rahasia yang tidak bisa kumengerti dan sebuah fakta yang tidak bisa kuterima.

(A Cup of Tea – 06redcherry)

Itulah beberapa cara mem-flashback-kan ceritamu tanpa menggunakan notif FLASHBACK ON atau FLASHBACK OFF, yang bagi sebagian orang itu aneh dan mengganggu, kamu bisa mempercantik karyamu dengan menghapus tulisan itu dengan mengikuti tips yang sudah admin rangkum, semoga bermanfaat.

Note:

Kalau cerpen yang sekali jadi gampang buatnya, tapi kalau cerbung harus hati-hati menggunakan bagian 2 dan 3. Karena pembaca bisa salah kaprah.

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Gaya Menulis yang Khas

Gaya menulis adalah sesuatu yang unik, yang menjadi milik satu penulis dan mungkin tidak oleh penulis lainnya. Gaya menulis ini adalah suatu wujud kreativitas penulis, dan membuat tulisan ‘bersuara’ secara khas.

Nah, gaya menulis ini ibarat tanda tangan. Siapa dirimu? Apakah pengkhotbah, guru, penceramah, atau pencela? Itu ditentukan dari gaya menulismu. Seorang penulis yang berhasil, adalah dia yang bisa menemukan khas-nya sendiri dalam menulis. Maka, bagaimana sekarang agar penulis pemula mampu menemukan gaya menulis yang khas?

1. Mencontek dari penulis lain

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa setiap penulis adalah ‘anak’ dari penulis-penulis sebelumnya. Banyak penulis yang terdorong untuk menulis setelah dia membaca karya-karya penulis lain. Sebagai penulis pemula, kita belum mampu menemukan gaya menulis sendiri. Oleh karenanya, tidak apa-apa ‘berlatih’ meniru gaya menulis penulis lain. Karena meniru itu bagian dari proses belajar yang harus dialami penulis. Ini fakta, loh.

Every great writer has imitated the great writers before him or her. To find your voice, you have to take on the voices of others. (Joe Bunting)

William Shakespeare, juga meniru pujangga besar Yunani dan Romawi Kuno, yakni Ovid dan Plautus. Meniru gaya tulisan penulis lain itu tidak apa-apa, yang tidak boleh adalah mencuri karya tulis penulis lain lalu mengakuinya sebagai karyanya. Itu haram!

Nah, meniru yang baik adalah yang ATM, yakni Amati, Tiru, Modifikasi. Sehingga tidak akan sama persis.

Jadi, gimana cara meniru yang baik? Tekniknya adalah jangan hanya meniru 1 penulis. Tirulah beberapa penulis, kemudian padukan sehingga menjadi gayamu sendiri. Menulislah dengab cara “Terilhami oleh…” bukan “Meniru dari…”

“Meniru dari 1 penulis adalah plagiat, meniru dari 2 penulis adalah bentuk riset.” (John Milton)

Gaya menulismu itu nanti akan muncul seiring prosesmu meniru dan memodifikasi gaya menulis beberapa penulis tadi. Sehingga, akan jadi bentuk baru, yaitu khas-mu.

2. Tekun menulis

Aan Mansyur pernah berkata, “Teruslah menulis sampai gaya menulismu yang akan menemukanmu.”

Ketekunan memang sesuatu yang sukar terkalahkan. Mereka yang tekun akan sampai pada cintanya, begitu juga pada gaya menulisnya. Menulis rutin, selain sebagai latihan yang sempurna, juga salah satu jalan yang pas untuk menemukan gaya menulismu.

3. Jadilah diri sendiri

Menulislah apa yang kau sukai, dengan gaya yang kau senangi. Itulah gaya menulismu yang sejati. Kalau memang kau nyaman menulis dengan bahasa yang santai dan lucu, maka menulislah dengan cara itu. Itulah dirimu. Jangan menulis hanya karena ikutan trend. Misal, kamu jago nulis romance serius. Eh, ternyata di pasaran sedang booming karya kocak. Terus kamu ikutan. Hadeh. Penulis kocak memang sudah menemukan gaya tulisannya yang kocak, tapi kamu belum tentu kocak seperti dia.

Setiap orang diciptakan berbeda, pun dengan gaya menulis. Bayangkan kalau semua gaya menulis sama, maka 1 toko buku akan monoton. Bosenin.

Jadilahh dirimu sendiri. Temukan gaya menulismu (lihat POIN 1, kemudian sempurnakan dengan POIN 2).

Dalam artikelnya, Jeff Groin menyebut beberapa latihan yang bisa dicoba untuk menemukan gaya menulis sendiri:

1. Gambarkan dirimu secara jujur dalam 3 kata sifat, maka seperti itulah yangmendekati gaya menulismu.

Misal aku: Cuek, frontal, lucu. Maka tulisanku juga harusnya seperti itu. Gak jauh-jauhlah dari itu.

2. Bayangkan secara detail bagaimana sifat pembaca karya-karyamu. Apa yang kita tulis biasanya terpengaruh oleh siapa yang membacanya.

Misal aku: Bayanganku, pembacaku nanti adalah anak-anak remaja dan kuliahan. Jadi, ya gaya menulisku harus sesuai sama mereka. Yang nyantai, nggak terlalu berat.

3. Pikirkan 5 buku yg ingin kamu baca saat ini juga. Apa yang kita baca, biasanya memengaruhi apa yg kita tulis.

Misal aku: Baca novel Teenlit karya Esti Kinasih, Laurentia Dermawan, dan Gisantia Bestari. Sedang untuk novel wp aku baca novel karya kak Suffy Nurcahyati judulnya Diaku dan Rincelina Tamba judulnya Diese Frau. Jadi, ya, tulisanku condong ke gayanya kak Suffy dan kak Laurentia. Ringan, tapi romantis. Serius, tapi santai.

4. Tanyalah pada teman dekatmu.

“Seperti apa ya gaya bicaraku? Gimana sifatku?” Nah, dengan tahu bagaimana kita di mata orang lain. Kita akan menemukan gaya menulis sendiri yg khas.

“Menulis dengan gaya yang tepat akan membuat tulisan menjadi lebih bertenaga.” (David Wright)

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Menulis Freewriting? Siapa Takut!

Sudah pernah mendengar istilah freewriting? Freewriting merupakan salah satu metode menulis yang bisa kita gunakan saat menulis. Sementara maksud freewriting itu sendiri apa? Teknik menulis menggunakan metode freewriting merupakan sebuah teknik di mana penulis diberikan kebebasan dalam menulis tanpa memikirkan PUEBI, struktur kalimat dan lain sebagainya. Sehingga penulis mampu menghasilkan tulisan dalam jumlah yang banyak, tapi bukan berarti tulisan tersebut dibiarkan begitu saja.

Dalam penggunaan metode freewriting, biasanya penulis akan menulis sesuai dengan apa yang ada dipikiran mereka dan selanjutnya akan dibaca ulang ketika mereka sudah selesai menulis atau sudah mentok di kata terakhir. Baru setelah dibaca ulang, penulis akan melakukan pengeditan. Tak hanya itu, metode menulis freewriting biasanya juga menggunakan waktu, untuk pemula umumnya waktu yang digunakan 10-15 menit, sedangkan yang sudah mahir bisa ditambahkan menjadi 20-25 menit.

Selain agar menghasilkan tulisan dalam jumlah yang banyak, teknik freewriting ini memiliki banyak manfaat diantaranya:

1. Melatih menulis

Buat penulis pemula, kerap kali kita terkendala karena dengan pernyataan menulis itu susah, dan susah karena kita memang belum terbiasa. Lantas bagaimana agar terbiasa? Yaitu dengan menggunakan metode freewriting ini.

2. Memberikan rangsangan pada otak

Tidak hanya dengan membaca, belajar menulis freewriting juga mampu memberikan rangsangan pada otak agar mampu mengeluarkan ide-ide yang kreatif.

3. Melepaskan stress

Tidak disangkal kalau menulis juga bisa menjadi sarana sebagai kegiatan untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Sehingga menulis mampu membuat si penulis melepaskan rasa penat yang dirasakannya.

4. Menghindari writerblock

Tidak salah jika freewriting mampu menghindari writerblock. Karena metode tersebut dilakukan dengan cara menulis apa yang ada dipikiran penulis, tanpa memperdulikan kaidah-kaidah saat sedang menulis.

Sudah tahu, ‘kan? Manfaat dari menulis dengan cara freewriting? Lalu, bagaimana cara melakukan freewriting?

Metode freewriting tidak sulit untuk dilakukan. Cukup siapkan laptop atau alat tulis, kita sudah bisa mulai mencoba menulis freewriting. Tak lupa siapkan alarm untuk mengatur waktu menulis.

Diposkan pada Artikel, Non-Fiksi, Ruang Diskusi, Tips dan Trik

Membuat Kerangka Cerita? Penting Enggak, Sih?

Pernah gak, sih, kamu merasa mati ide di saat sedang menulis? Atau ketika sedang menuangkan ide, tiba-tiba bingung mau melanjutkan apa? Pernahkah kalian menulis hal yang tidak penting sehingga melesat keluar jauh dari alur? Jangan panik! Karena itu ternyata merupakan hal yang biasa dirasakan oleh para penulis, lho!

Bagaimana, sih, caranya supaya kita tidak mengalami hal itu? Atau bagaimana, sih, cara mencegahnya? Yup, benar dengan menuliskan outline atau kerangka terlebih dahulu. Kerangka atau outline menurut KBBI Edisi V adalah, garis besar; rancangan, atau garis besar suatu gejala/kejadian yang akan dibuat dalam penyusunan laporan lengkap dan resmi.

Kerangka sendiri juga berarti rangka yang memiliki makna, rancangan; rencana; skema dan (dalam) kaitan (dengan). Sehingga dapat disimpulkan bahwa outline atau kerangka cerita merupakan rancangan atau garis besar cerita. Dalam penulisan outline sendiri, tidak ada aturan spesifik karena outline dikhususkan untuk penulis, bukan untuk pembaca.

Bagaimana cara membuat outline atau kerangka cerita?

1. Pastikan kamu sudah memiliki premis

Masih ingatkah tentang pentingnya premis pada artikel sebelumnya? Kalau belum kalian bisa baca apa itu premis. Premis merupakan ide dasar yang akan dikembangkan menjadi sebuah cerita sempurna. Premis ini berguna saat penyusunan outline atau kerangka.

2. Sinopsis

Selain premis, dengan membuat sinopsis di awal dapat membantu dalam penyusunan outline atau kerangka cerita. Meskipun begitu, pembuatan sinopsis juga bisa dilakukan saat selesai menulis cerita.

3. Tentukan premis per-bab

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam penyusunan outline tidak ada aturan khusus, sehingga banyak cara untuk membuat outline. Salah satunya adalah dengan menentukan premis per-bab—jika kamu menulis novel. Jika hanya menulis cerpen atau artikel kamu bisa membuat susunan kronologi berdasarkan paragrafnya.

4. Menuliskan urutan adegan

Umumnya, outline berisi urutan adegan dalam sebuah cerita. Untuk kamu yang ingin lebih jelas dan suka menuliskan secara rinci, kamu bisa menentukan premis per-bab terlebih dahulu, kemudian menuliskan urutan adegan dalam setiap bab. Terlepas dari itu semua, yang paling utama adalah tetap merujuk pada premis, ya!

Nah, itulah beberapa langkah dalam membuat outline atau kerangka. Namun, bagaimana jika tidak membuat kerangka atau outline?

Seberapa pentingnya membuat outline atau kerangka sebelum menulis cerita? Berikut sudah admin rangkum beberapa manfaat membuat outline:

1. Menghindari buntu ide.

Setiap menulis tentu pernah merasakan buntu ide atau banyak yang menyebut dengan istilah writerblock. Penulisan outline bertujuan untuk menghindari buntu ide di saat kita menulis.

2. Menghindari pelebaran alur

Saat membaca ulang cerita yang sudah kita tulis, kadang kita baru menyadari jika alurnya melenceng jauh dari alur yang sudah ditentukan di awal. Dengan membuat outline kita dapat meminimalisir pelebaran alur tersebut.

3. Bahan pertimbangan editor

Tahukah kalian selain sinopsis dan premis, editor terkadang meminta penulis untuk mengirimkan outline-nya sebagai bahan pertimbangan penerimaan naskahnya atau tidak? Karena, tidak mungkin editor membaca keseluruhan isi naskah kamu ketika proses penyeleksian. Terkadang, jika tertarik saat membaca tiga bab pertama, editor biasanya akan meminta penulis untuk mengirimkan outline-nya.

4. Sebagai pengingat ketika lupa

Pernah gak, sih, ketika kita sedang menulis, kemudian kita lupa adegan seperti apa yang seharusnya kita tulis? Nah, jika kamu sudah membuat outline, kamu bisa buka kembali catatan outline atau kerangka cerita tersebut dan membacanya lagi.

Itulah mengapa outline atau kerangka cerita penting sekali untuk dibuat. Kalau kamu, tim pengguna outline atau tim tanpa outline?